Petuah Emas Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali suatu ketika berkumpul dengan murid-muridnya. Beliau mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka.
"Apakah yang paling dekat dengan diri kita?"
Beragam jawaban datang dari para muridnya. Murid pertama menjawab, "Orangtua kita." Murid kedua menjawab, "Guru kita." Murid ketiga menjawab, "Teman dekat kita." Murid keempat menjawab, "Kerabat kita."
Imam Al-Ghazali menanggapi jawaban-jawaban itu dengan bijaksana, "Semua jawaban kalian benar. Tetapi, yang kumaksud bukan itu. Sesuatu yang paling dekat dengan kita ialah kematian."
Saking dekatnya, kematian sering kali menghampiri seseorang dengan tiba-tiba dan tak terduga, kapan saja, dan dimana saja. Kematian lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri. Kedatangannya tidak bisa ditunda. Kita tidak bisa berlari menjauh darinya, dan jika ia sudah mendekap, kita tidak bisa melepaskan diri darinya. Allah telah berjanji, setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran: 185)
Imam Al-Ghazali suatu ketika berkumpul dengan murid-muridnya. Beliau mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka.
"Apakah yang paling dekat dengan diri kita?"
Beragam jawaban datang dari para muridnya. Murid pertama menjawab, "Orangtua kita." Murid kedua menjawab, "Guru kita." Murid ketiga menjawab, "Teman dekat kita." Murid keempat menjawab, "Kerabat kita."
Imam Al-Ghazali menanggapi jawaban-jawaban itu dengan bijaksana, "Semua jawaban kalian benar. Tetapi, yang kumaksud bukan itu. Sesuatu yang paling dekat dengan kita ialah kematian."
Saking dekatnya, kematian sering kali menghampiri seseorang dengan tiba-tiba dan tak terduga, kapan saja, dan dimana saja. Kematian lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri. Kedatangannya tidak bisa ditunda. Kita tidak bisa berlari menjauh darinya, dan jika ia sudah mendekap, kita tidak bisa melepaskan diri darinya. Allah telah berjanji, setiap yang bernyawa pasti akan mati (Ali Imran: 185)